Bakteri Gram Positif
Terapi
Kulit Clostridium botulinum
Apa itu Clostridium botulinum ? Clostridium botulinum merupakan
bakteri Gram-positif berbentuk batang, anaerobik (dapat tumbuh di lingkungan
yang tidak mengandung oksigen bebas), panjangnya antara 3 μm hingga 8 μm.lebarnya
antara 0,4 μm hingga 1,2 μm,dapat membentuk spora, dan dapat memproduksi racun
syaraf yang kuat. Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam makanan
dengan pemrosesan yang kurang sesuai atau tidak benar. Ada tujuh tipe botulisme
(A, B, C, D, E, F dan G) yang dikenal, berdasarkan ciri khas antigen dari racun
yang diproduksi oleh setiap strain. Klasifikasi dari bakteri C.botulinum dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Domain
: Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Clostridia
Ordo : Clostridiales
Famili : Clostridiaceae
Genus : Clostridium
Spesies : Clostridium botulinum
Kelas : Clostridia
Ordo : Clostridiales
Famili : Clostridiaceae
Genus : Clostridium
Spesies : Clostridium botulinum
Dimanakah bakteri tersebut dapat tinggal ? Penyebaran bakteri C. botulinum melalui spora yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut. Habitat spora C. botulinum dapat
ditemukan di saluran pencernaan manusia, ikan, burung, dan hewan ternak. Selain
itu, spora C. botulinum juga dapat ditemukan di tanah, pupuk organik,
limbah, dan hasil panen. Spora tersebut dapat berakhir di usus hewan yang
memakan hewan atau tumbuhan yang terkontaminasi spora tersebut kemudian
memasuki rantai makanan manusia. Lalu seperti apa peranan bakteri tersebut
dalam ekosistem ? Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri C.
botulinum merupakan bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin)
dapat mencemari badan air, spora dapat masuk ke dalam air melalui debu atau
tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air
bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan bakteri
tersebut dapat mengeluarkan racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan
keracunan makanan.
Jadi, bagaimana peranan bakteri C. botulinum dalam perawatan kulit ? Pada
dasarnya bakteri C.botulinum ini merupakan bakteri racun bagi makanan
dan minuman yang tercemari oleh air yang sudah mengandung spora bakteri
tersebut. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) makanan yang telah dipasteurisasi
pun juga dapat mengandung racun (toksin). Makanan yang telah dipasteurisasi
kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar yang dapat
mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora
dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi karena ia bisa hidup
tanpa oksigen, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta
menghasilkan toksin. Mengapa demikian ? ada hal yang mendasari
terbentuknya toksin pada bahan makanan yakni : adanya sejumlah C. botulinum
yang memperbanyak diri dan selanjutnya dihasilkan toksin pada bahan makanan
yang tercemar. Diketahui bahwa bentuk sporanya adalah kontaminan yang sangat
besar, yang mana akan bersifat toleran terhadap berbagai situasi dan akan
membunuh sel vegetatif yang selanjutnya menyisakan sel yang dormant (terhenti)
untuk periode yang lama sebelum memperbanyak diri untuk menjadi sel vegetatif apabila
kondisinya mendukung (Suardana, 2001; Cliver, 1990).
Bagaimana solusinya ? cara
pencegahan untuk perkembangan spora dan produksi toksin dalam makanan dapat
diterapkan dengan cara proses thermal efektif dan dengan formulasi produk yang
tepat, dimana setiap perubahan yang terjadi pada suatu proses dan formulasi
produk harus teliti dan dibuat dengan menerapkan metode HACCP, dengan tujuan
dapat mengontrol dan menghancurkan keberadaan Clostridium botulinum. Nah
di jaman sekarang ini ternyata racun bakteri
C.botulinum juga berperan sebagai perawatan bagi kulit yang dinamai
dengan Botox (Botulinum toxin). Racun bakteri C.botulinum itu
diencerkan dan disuntikkan
ke wajah memblokade zat pengantar
listrik Acethylcholine, sehingga transmisi pesan ke otot tidak
berlebihan,otot tidak menerima pesan untuk berkontraksi secara berlebihan, otot
tidak kaku dan mengejang. Hasilnya, kulit menjadi kencang. Sekali suntik, kulit
yang kendur bisa kembali kencang selama tiga sampai empat bulan, namun setelah
itu harus disuntikkan lagi. Nah berikut ini manfaat Botox dalam dunia perawatan
kulit :
- Meremajakan kulit wajah dengan cepat dan mudah
- Menyamarkan kerutan di wajah yang tampak seperti garis-garis saat kita tertawa
- Menaikkan alis
- Menghilangkan kerut di dahi
- Mengurangi pengeluaran keringat (telapak tangan dan ketiak)
Lalu apakah suntik Botox itu aman ? Ini dia solusinya..
Pada
tahun 2002, Badan regulator obat-obatan Australia, The Theurapeutic Goods Administration dan , Food and Drug Administration (FDA)
Amerika juga menyetujui botox sebagai perawatan sementara untuk menghilangkan
kerutan pada wajah orang dewasa. Meskipun kedua Badan dunia tersebut menyetujui
keamaan Botox, ada baiknya anda berkonsultasi ke dokter yang professional
menangani Botox tersebut karena di samping suntik Botox ini harus dilakukan
berkali-kali dan juga tidak tahan lama tentu ada efek yang diberikan di masa
mendatang. So, merawat kecantikan wajah itu boleh asalkan tidak berlebihan dan
yang lebih penting syukurilah apa yang sudah Allah beri termasuk rupa wajah
kita karena sesungguhnya segala sesuatu yang merubah bentuk aslinya dengan
sengaja adalah haram hukumnya. Yuk, mari kita sama-sama memilih perawatan kulit
yang tidak hanya aman, namun juga membawa berkah AAMIIN
Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat
yaaaa :D
DAFTAR PUSTAKA
diakses pada tanggal 04 juni 2015 pukul 08.15 WIB
Garrity, G, editor-in-chief. Bergey’sManual
of Systemathic Bacteriology.2end ed., Vol.IV.New
York: Springer-Verlag.2001.
diakses pada tanggal 04 juni 2015 pukul 08.27 WIB
Diakses pada tanggal 04 juni 2015 pukul 08.46
WIB
Clostridium botulinum ini meman memiliki peranan merugikan dan menguntungkan tersendiri. sisi merugikannya yaitu menyebabkan penyakit botulisme karena pada dasarnya bakteri ini dapat bersifat patogen dan toksis. sisi positifnya dewasa ini banyak dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan, botox. botox sebenarnya digunakan untuk pengobatan gangguan saraf dan stroke. dalam bidang kecantikan, botox sebetulnya merupakan jalan pintas yang instan. sesuai referensi http://dokterindonesiaonline.com/tag/clostridium-botulinum/, banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari botox. terlebih botox harus dilakukan scara terus-menerus.
BalasHapusitu saja tambahan dari saya, paparan yg bagus mel. terimakasih :)
waah delsa terimakasih yaaa atas tambahanya, iya that's right delsa memang benar sekali botox itu salah satu cara yang instan dalam bidang kecantikan selain operasi plastik :)
HapusArtikel yang bagus , tetapi Clostridium botulinum adalah bakteri yang memproduksi racun botulin, penyebab terjadinya botulisme.Bakteri ini masuk kedalam genus Clostridium. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh Emile van Ermengem dan umumnya dapat ditemukan di tanah. C. botulinum termasuk bakteri gram positif, anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen), motil (dapat bergerak), dan menghasilkan spora.
BalasHapusA. Manfaat
Di bidang kecantikan, botox digunakan melalui cara suntikan. Zat ini dipercaya ampuh menghilangkan kerutan wajah seperti di kening dan garis tawa. Penyuntikan tentunya harus dilakukan oleh ahli kecantikan atau dokter sesuai dosis yang diperlukan.
Cara kerja penyuntikan botulinum toxin secara konsisten dan dalam dosis tepat akan membuat urat-urat yang berhubungan dengan proses penuaan menjadi lebih rileks sehingga tidak berkontraksi atau tegang. Pada saat inilah toxin yang disuntikkan bekerja dan membuka aliran urat-urat syaraf di wajah.
B. Kerugian
Botox merupakan penyebab botulisme, tersebar di seluruh dunia.Botulisme merupakan keracunan akibat memakan makanan yang terkontaminasi C.botulinum. Spora mengkontaminasi makanan seperti daging dan sayuran yang dikemas tanpa proses sterilisasi yang baik. Produk makanan yang beresiko tinggi antara lain makanan kaleng yang bersifat basa, dikemas kedap udara, ikan yang diasap
Spora sangat resisten terhadap panas, tahan pada suhu 100C selama 3-5 jam, tetapi daya tahan ini berkurang pada pH asam Atau konsentrasi garam tinggi. Paling sering pada makanan kaleng yang bersifat basa, dikemas kedap udara, diasap tanpa dimasak lagi. Dalam keadaan anaerob bentuk vegetatif tumbuh dan menghasilkan toksin. Toksin menghambat pelepasan asetilkolin pada sinaps dan hubungan saraf otot, mengakibatkan paralisis flaksid mulai dari kelesuan yang ringan dan kesulitan menelan, sampai pada kehilangan ketegangan otot yang berat dan gangguan pernafasan. keterangan lebih lanjut lihat di website ini (https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091115015818AAGUO5U) Semoga bermanfaat
terimakasih farrisa atas tambahannya bermanfaat sekali :D
HapusArtikel yang menarik ;). Sudaah familiar nama bakteri ini di dengar oleh kita baik yang membawa dampak positif ataupun negative. Saya ingin menambahkan sedikit informasi tentang gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit botulisme ini terhadap manusia karena bakteri tsb tumbuh pada makanan dan menghasilkan racun yang ketika dicerna bahkan menyebabkan kelumpuhan gejala awal yang ditimbulkan seperti :
BalasHapus1. Mual
2. Muntah
3. Kelelahan
4. Pusing
5. Penglihatan ganda
6. Kulit kering, mulut dan tenggorokan
7. Kelopak mata terkulai
8. Kesulitan menelan
9. Kelemahan otot
10. Tubuh nyeri
11. Kelumpuhan
Bisa dilihat informasi ini selanjutnya di http://www.foodborneillness.com/botulism_food_poisoning/ terimakasih yaa…
assalamualaikum amel^&^ setelah baca artikel amel ayu jadi semakin tahu tentang bakteri Clostridium botulinum ini. Setelah ayu baca pada referensi ternyata ada empat tipe botulisme yang dikenal: botulisme karena makanan, botulisme pada bayi, botulisme pada luka, dan botulisme yang belum diklasifikasikan.
BalasHapus1. Botulisme karena makanan merupakan nama penyakit (sebenarnya keracunan makanan) yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung racun syaraf yang diproduksi oleh C. botulinum .
2. Botulisme pada bayi, disebabkan karena konsumsi spora C. botulinum yang kemudian menghuni usus dan memproduksi racun dalam saluran usus bayi ( intestinal toxemia botulism ).
3. Botulisme pada luka merupakan tipe botulisme yang paling jarang terjadi.
4. Kategori botulisme yang belum diklasifikasikan melibatkan kasus pada orang dewasa di mana makanan tertentu atau luka sebagai sumber infeksi tidak dapat diidentifikasi. Diduga, beberapa kasus botulisme yang termasuk kategori ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhan C. botulinum di dalam usus orang dewasa, yang menghasilkan racun secara in vivo (di dalam tubuh)
Penjelasan selengkapnya bisa amel baca direferensi ini terimakasih ^^
http://www.food-info.net/id/bact/clbot.htm
Haiii amel artikel yang menarik, semua paparan yang di jelaskan oleh amel sudah baik namun saya hanya menambahkan beberapa gejala yang di alami oleh penyakit ini. Gejala Botulisme
BalasHapusGejala botulisme biasanya terlihat antara 18 hingga 36 jam setelah toksin dilepaskan dalam tubuh.
Beberapa gejala yang umum terlihat pada kasus botulisme makanan dan luka adalah:
• Kelumpuhan
• Penglihatan ganda
• Kesulitan dalam menelan dan berbicara
• Kesulitan bernapas
• Mual dan muntah
Terlepas dari hal ini, tanda pertama yang terlihat dalam kasus botulisme pada bayi adalah sembelit. Beberapa gejala lain dari botulisme pada bayi adalah:
• Bayi kesulitan dalam mengendalikan gerakan kepala dan gerakan tubuh lain
• Kesulitan mengisap dan makan
• Kelumpuhan
• Tangisan lemah
Karena bakteri mempengaruhi semua otot dalam tubuh, gejala pertama yang akan terlihat adalah kesulitan bernafas yang menjadi penyebab kematian paling umum.
Gejala selanjutnya yang tampak adalah kesulitan berbicara dan menelan.
http://www.amazine.co/23960/clostridium-botulinum-jenis-gejala-pengobatan-botulisme/.
semoga bermanfaat ya amel
Artikel Amel cukup informatif ya bagi saya hehe , saya setuju dengan pernyataan diatas bahwa memang bakteri C.botulinum ini merupakan bakteri racun , mungkin tidak jauh berbeda ya referensi yang saya dapat ternyata hampir sama isinya dengan saudari Festi ya sudahlah tak apa hehe
BalasHapusBakteri C. botulinum menghasilkan racun yang menyebabkan botulisme, penyakit langka yang bisa mengakibatkan kelumpuhan. Racun ini adalah salah satu racun paling kuat dan jumlah sekecil 1 mikrogram pun dapat sangat mematikan bagi manusia.
Botulisme biasanya diawali dengan gejala seperti berikut: Kram perut, pandangan buram, kesulitan bernapas, dan kelemahan otot. Biasanya didahului dengan kelemahan otot saraf kranial yang berfungsi mengatur gerakan mata, wajah, mengunyah, dan menelan. Pada bayi, botulisme biasanya diawali dengan sembelit dan kesulitan bernapas.
Gejala keracunan ini biasanya timbul dalam waktu 12-36 jam setelah mengonsumsi pangan tercemar, namun dapat juga dalam 1-10 hari.
http://www.livingwell.co.id/post/physical-well-being/mengenal-bahaya-bakteri-clostridium-botulinum
Amel , Ternyata walaupun bakteri ini beracun namun keracunan Botulism ini dapat dicegah yaitu dengan madu , Karena madu dapat berisi bakteri clostridium botulinum dan cloistridium spora telah menjadi sumber infeksi khususnya bayi, anak-anak berusia kurang dari 12 bulan tidak boleh diberi makan madu. Madu relatif aman bagi anak berusia 1 tahun dan lebih tua.
dan Luka botulism dapat dicegah dengan mencari perawatan medis untuk luka kulit atau luka terinfeksi dan menghindari narkoba suntik segera. Semoga bermanfaat ya :) http://nasehatkesehatan.com/tag/clostridium-botulinum/
iya terimakasih ya nihla atas tambahannya, disini memang saya tidak terlalu menjelaskan tentang hal negatif dari bakteri ini karena memang dilihat dari judulnya pun menunjukkan hal positif (manfaat bakteri clostridium) hehe.. jadi mohon maaf yaa jika tidak penjelasan mengenai kerugian bakteri ini tidak lengkap hehe..
Hapusgansahmnida :D
ternyata bahaya sekali bakteri ini... dapat menjadi penyakit yg mematikan juga..
BalasHapusBotulisme merupakan penyakit sangat langka yang menyebabkan kelumpuhan.
Botulisme disebabkan oleh racun saraf yang dikenal sebagai ‘botulin’ yang diproduksi oleh bakteri ‘Clostridium botulinum’.
Jenis Botulisme
1. Botulisme makanan
2. Botulisme luka
3. Botulisme bayi
selengkapnya dapat dibaca pada sumber yg dicantumkan..
semoga bermanfaat. terimakasih Amel..
:D
sumber:
Admin. Clostridium botulinum: Jenis, Gejala & Pengobatan Botulisme. http://www.amazine.co/23960/clostridium-botulinum-jenis-gejala-pengobatan-botulisme/
tha'ts right firda, memang bakteri ini banyak sekali merugikannya, dari komentar di atas pun kebanyakan mengomentari sisi negatif bakteri ini.. tapi tidak ada salahnya disini kita melirik manfaat bakteri clostridium ini sebagai cara mengurangi kerutan pada wajah ;-)
Hapusterimakasih yaa sudah menambahkan :D
Wah suntik botox ternyata dari bakteri yaah, Heti baru tau :D bagus sekali Amel artikelnya.. Sependapat dengan Amel sesuai denga sumber http://www.food-info.net/id/bact/clbot.htm# disitu dijelaskan pula cara diagnosa Clostridium botolinum, walaupun botulisme dapat didiagnosis dengan gejala klinis saja, penyakit ini mungkin sulit dibedakan dari penyakit-penyakit lainnya. Cara paling langsung dan efektif untuk memastikan diagnosis klinis botulisme di dalam labotarorium adalah dengan memeriksa adanya racun dalam serum atau kotoran pasien atau dalam makanan yang dikonsumsi oleh pasien. Saat ini, metode deteksi toksin yang paling sensitif dan digunakan secara luas adalah uji netralisasi tikus ( mouse neutralization test ). Uji ini memerlukan waktu 48 jam. Pembiakan sample memerlukan waktu 5-7 hari. Botulisme pada bayi didiagnosis dengan memeriksa adanya racun botulinal dan C. botulinum di dalam kotoran bayi.
BalasHapusSemoga Amel berkenan dan semoga manfaat terima kasih :)
Artikel yang sangat menarik Ingin menambahkan sebenarnya ada empat tipe botulisme yang dikenal: botulisme karena makanan, botulisme pada bayi, botulisme pada luka, dan botulisme yang belum diklasifikasikan. Botulisme ternyata dapat menginfeksi bayi dibawah usia 12 bulan, yang pertama kali dikenal tahun 1976. Botulisme tipe ini disebabkan karena konsumsi spora C. botulinum yang kemudian menghuni usus dan memproduksi racun dalam saluran usus bayi ( intestinal toxemia botulism ). Berbagai sumber lingkungan yang potensial seperti tanah, air yang ditampung, debu, dan makanan, madu merupakan sumber spora C. botulinum yang dapat dipastikan menjadi penyebab botulisme pada bayi, baik dari hasil penelitian laboratorium maupun penelitian epidemiologi. Gejala klinis botulisme pada bayi terdiri dari konstipasi yang terjadi setelah masa pertumbuhan yang normal. Gejala ini diikuti dengan hilangnya nafsu makan, mengantuk, lemah, keluarnya air liur, dan tangis yang keras, serta nyata adanya kehilangan kontrol pada bagian kepala.
BalasHapusSelengkapnya >> http://www.food-info.net/id/bact/clbot.htm
Terima Kasih
Dela Rahma
artikenya sangat informatif bangt mel..
BalasHapusmau tambahin dikit yaa.. ternyata bakteri ini juga bisa terdapat di madu.. dan Penyakit jenis keracunan makanan ini akan mempengaruhi sistem persarafan bayi dan bisa menyebabkan kematian. Pada bayi, pola kuman baik di saluran cerna belum selengkap orang dewasa. Padahal, bakteria baik ini bisa mengatasi spora botulisme dan mencegahnya berkembang biak. Sehingga, secara otomatis tidak akan terjadi pembentukan toksin yang berbahaya tersebut.
Apa tanda-tanda dan gejala botulisme? Toksin ini menyebabkan kelumpuhan otot. Bayi tidak bisa pup (atau justru diare, mual, muntah); lengan, kaki dan lehernya lunglai; menangis lemah (akibat kelemahan otot); tidak kuat menyusu; serta lesu. Toksin ini bisa menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam lho.
Spora botulisme juga bisa ditemukan di makanan yang kurang matang. Makanya, jangan berikan makanan tersebut pada bayi.
trimaksih amel :) sumber http://www.parenting.co.id/article/bayi/gejala.botulisme.pada.bayi/001/002/505
artikel yang sangat menarik Amel...setuju sama heti liya juga baru tau kalo suntik botox dari bakteri...seperti yang telah dijelaskan pada beberapa comment sebelumnya bahwa selain untuk suntik botox, menyebabkan keracunan, bakteri ini juga menyebabkan botulisme. hal ini juga disebabkan oleh toxin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, ada tujuh tipe botulisme (A, B, C, D, E, F dan G), tipe A,B,E, dan F umumnya menyebabkan botulisme pada manusia, sedangkan tipe C dan D menyebabkan botulisme pada hewan (http://www.fda.gov/food/foodborneillnesscontaminants/causesofillnessbadbugbook/ucm070000.htm). terima kasih Amel
BalasHapusnice :") setuju banget sama kutipan "merawat kecantikan wajah itu boleh asalkan tidak berlebihan dan yang lebih penting syukurilah apa yang sudah Allah beri termasuk rupa wajah kita karena sesungguhnya segala sesuatu yang merubah bentuk aslinya dengan sengaja adalah haram hukumnya" memang pada dasarnya lebih baik kita patut mensyukuri apa yang sudah kita miliki dari lahir, dari pada berakibat fatal dan tidak kita inginkan, ya kan?hehe
BalasHapusizin menambahkan ya mel, menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi (Iqbal, 2008). sumber : http://www.biologiedukasi.com/2014/11/mengenal-lebih-dekat-clostridium.html
teşekkür ederim Amel :")
yes that's right indah, makasih yaa atas tambahannya :D
HapusPenjelasan yang sudah baik. Izin menambahkan bahwa sebenarnya bakteri clostridium botulinum ini berperan juga dalam proses pembusukkan makanan loh, sumber : http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_255/materi07.html
BalasHapusArtikel yang bermanfaat dan seru, terima kasih amel :)
assalamualaikum amel, artikel yang amel paparkan sudah sangat informatif sekali yaa. mohon izin menambahkan sedikit saja ternyata bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit botulisme karena pada dasarnya bakteri ini dapat bersifat patogen dan toksis.
BalasHapussumber: http://dokterindonesiaonline.com/tag/clostridium-botulinum/
terimakasih amel :-)
Artikel yang sangat menarik Amel, mohon izin menambahkan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, salah satunya adalah C. botulinum. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu atau tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan (info lebih lengkap pada: http://www.biologiedukasi.com/2014/11/mengenal-lebih-dekat-clostridium.html).
BalasHapusPada artikel lain yang saya baca pula bahwa: Clostridium botulinum menghasilkan racun botulinurn pada makanan kaleng yang sudah rusak dan berperan sebagai pembusukan makanan ( info lebih lengkap pada: http://www.smallcrab.com/kesehatan/1013-peranan-bakteri-dalam-kehidupan)
Terima kasih Amel, informasi yang sangat bermanfaat :)
hai amel, artikelnya sudah sangat informatif sekali, ditambah dengan info tambhan dr teman-teman lain ..
BalasHapusjadi saya hanaya akan menambahan sedikit berdasarkan literatur yang saya dapat, bahwa transmisi atau penularan bakteri yanf amel ulas dibagi ke dalam empat jenis :
1-Hasil botulisme bawaan makanan dari konsumsi pra-terbentuk toksin botulinum dalam makanan. Toksin dapat ditemukan dalam makanan yang belum dimasak dengan benar, diproses, ditangani, atau kaleng dan sering hadir dalam makanan kaleng seperti sayuran, daging, dan produk makanan laut (FDA 2012).
2-Botulisme pada bayi terjadi ketika bayi (orang kurang dari satu tahun) menelan C. spora botulinum yang kemudian berkecambah dan menghasilkan toksin botulinum dalam usus. Karena madu adalah sumber makanan umum C. spora botulinum, bayi seharusnya tidak diberi makan madu (FDA 2012).
3-Hasil botulisme luka ketika C. botulinum menginfeksi luka dan menghasilkan toksin, yang kemudian dilakukan di seluruh bagian tubuh melalui aliran darah.
4-Kasus botulisme diklasifikasikan sebagai "lain" termasuk orang-orang di mana pasien tidak bayi, tidak tertelan makanan yang terkontaminasi, dan tidak memiliki luka yang terinfeksi. Pada dasarnya, rute penularan tidak diketahui. Dewasa usus toksemia / penjajahan (yang terjadi dalam cara yang sama seperti botulisme bayi), dan botulisme iatrogenik (overdosis toksin) juga termasuk dalam klasifikasi.
lalu ternyata , Botulisme tidak dapat menyebar dari orang ke orang. Meskipun salah satu yang paling umum dari penyakit bawaan makanan, ada yang rentan terhadap C. penyakit botulinum (sebagai keracunan makanan) bahkan dengan konsumsi hanya sejumlah kecil toksin hadir dalam makanan yang terkontaminasi. Individu immunocompromised, anak-anak, dan orang lanjut usia dapat menderita gejala yang lebih serius.
sekiana mel, untuk lebih lengkap sekali tentang itu, silahkan cek ( sumber : http://edis.ifas.ufl.edu/fs104 ) karena mnutut sy lengkap sudah penjelasan tentng patogen untuk manusia
wah amel, artikel yang bagus dan menarik yaa..:)
BalasHapussangat informatif, memaparkan bakteri yang menyebabkan penyakit botulisme.
hanya ingin menambahkan saja ya, menurut literatur yang saya baca bahwa bahaya terbesar dari botulisme ini adalah masalah pernafasan. Tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu) harus diukur secara rutin. Jika gangguan pernafasan mulai terjadi, penderita dibawa ke ruang intensif dan dapat digunakan alat bantu pernafasan. Perawatan intensif telah mengurangi angka kematian karena botulisme, dari 90% pada awal tahun 1900 sekarang menjadi 10%. Mungkin pemberian makanan harus dilakukan melalui infus.
Pemberian antitoksin tidak dapat menghentikan kerusakan, tetapi dapat memperlambat atau menghentikan kerusakan fisik dan mental yang lebih lanjut, sehingga tubuh dapat mengadakan perbaikan selama beberapa bulan. Antitoksin diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan. Pemberian ini pada umumnya efektif bila dilakukan dalam waktu 72 jam setelah terjadinya gejala. Antitoksin tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi, karena efektivitasnya pada infant botulism masih belum terbukti.
informasi tersebut bisa dilihat selengkapnya di link berikut
http://www.spesialis.info/?pengobatan-botulisme,1040
nuhun,semoga bermanfaat :)
Trimakasih amel blognya sangat bermanfaat
BalasHapussifa ingin menambahakan sedikit tentang Makanan yang terlibat dalam kasus botulisme beragam, sesuai dengan cara pengawetan makanan dan kebiasaan makan di berbagai wilayah. Semua makanan yang mendukung pertumbuhan dan produksi racun, yang setelah pemrosesannya memungkinkan masih ada spora yang bertahan, dan sesudahnya tidak dipanaskan sebelum dikonsumsi, dapat menyebabkan botulisme. Hampir semua jenis makanan yang tidak asam (pH di atas 4.6) dapat mendukung pertumbuhan dan produksi racun oleh C. botulinum . Racun botulinal telah dibuktikan ada pada berbagai jenis makanan, seperti jagung kaleng, merica, kacang hijau, sup, bit, asparagus, jamur, buah zaitun matang, bayam, ikan tuna, ayam, dan hati ayam dan pasta dari hati ( liver pate ), dan daging olahan yang dimakan dingin ( luncheon meat ), ham, sosis, terung isi, lobster, ikan asap, dan ikan asin.
http://www.food-info.net/id/bact/clbot.htm
Waah, artikel yang dibuat sangat informatif dan komunikatif sekali Amel. Kita ketahui bahwa Clostridium botulinum merupakan bakteri racun bagi makanan dan minuman yang tercemari oleh air yang sudah mengandung spora bakteri tersebut. Namun, bakteri ini juga berguna untuk perawatan kulit. Sedikit menambahkan bahwa Clostridium botulinum merupakan bakteri berbentuk batang, anaerobik (tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen bebas), Gram-positif, dapat membentuk spora, dan dapat memproduksi racun syaraf yang kuat. Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam makanan dengan pemrosesan yang kurang sesuai atau tidak benar. Ada tujuh tipe botulisme (A, B, C, D, E, F dan G) yang dikenal, berdasarkan ciri khas antigen dari racun yang diproduksi oleh setiap strain. Tipe A, B, E, dan F dapat menyebabkan botulisme pada manusia. Tipe C dan D menyebabkan sebagian besar botulisme pada hewan. Hewan yang paling sering terinfeksi adalah unggas liar dan unggas ternak, sapi, kuda, dan beberapa jenis ikan. Ada empat tipe botulisme yang dikenal: botulisme karena makanan, botulisme pada bayi, botulisme pada luka, dan botulisme yang belum diklasifikasikan. Dapat dibaca lebih lanjut pada http://www.food-info.net/id/bact/clbot.htm. Semoga tamabhannya dapat menjadi pelengkap bagi artikel yang Amel buat ya.
BalasHapusTerima kasih^^
iya evin terimakasih yaa sudah memberikan komentarnya tapi yang baru saja evin sebutkan alhamdulillah itu sudah amel paparkan di awal artikel ini hehe,, tak apa berarti semakin memperkuat penjelasan mengenai bakteri Clostridium botulinum ini yaa :)
HapusHai Amel penyuka lebah eehehe
BalasHapusTambahan untuk artikel Amel nih ;) dari sumber http://www.biologiedukasi.com/2014/11/mengenal-lebih-dekat-clostridium.html
Keberadaan C. botulinum pada bahan makanan sebenarnya tidak membahayakan sepanjang kuman tidak menghasilkan toksin. Pertumbuhannya tergantung pada kecukupan nutrisi yang diperlukannya untuk tumbuh serta kondisi yang obligate anaerob. Kuman tidak dapat tumbuh pada permukaan suatu produk yang terpapar oleh udara, tetapi dapat tumbuh di bawah permukaan produk asalkan tersedianya unsur pokok untuk oksidasi-reduksi.
Terima kasih Mel :D
ahahah hai audina penyuka apa yaaaa hehehe
Hapusterimakasih yaa atas tambahannya semakin menambah informasi laggi niih jadinya :D
Masya Allah ya disamping sisi positifnya dari bakteri ini ternyata mempunyai sisi negatif yang begitu membahayakan juga, betapa Maha Adilnya Allah yah mel, dengan artikel amel ini linda mendapat pengetahuan baru lagi akan bakteri yang satu ini, padahal C. botulinum sudak tak asing lagi ditelinga linda namun dengan pemaparan amel yang lebih rinci linda jadi tahu manfaatnya juga dari bakteri ini karena selama ini linda tahunya sisi negatifnya saja, terima kasih amel untuk artikelnyaa
BalasHapusijin menambahkn ya mel ternyata penyakit yang disebabkan C. botulinum tidak menular dan merupakan penyakit langka dan menyerang sistem saraf, C. botulinum bisa ditemukan ditanah , debu , dan sungai. Ada tiga jenis penyakit botulism ini yaitu: Food-borne botulism, Wound botulism,Infant botulism,. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di http://health.liputan6.com/read/2074182/botulisme-akibat-makanan-yang-terkontaminasi-bakteri. semoga bermanfaat ya mel. Terimakasih amel.
iya lin benar, semakin menambah keimana kita yaa akan besarnya Kuasa Allah di alam semesta ini.. bahkan bakteri yang sering merugikan pun dapat menguntungkan juga bagi manusia apabila kita tahu bagaimana cara mengolahnya..
Hapusterimakasih banyak sudah menambahkan yaa linda :)
Artikel yang sangat menarik Amel, apalagi pembahasannya mengenai perawatan kulit. Bagi kaum hawa ini merupakan hal yang sangat menarik perhatian, dan pasti ada yang ingin info lebih berlanjut lagi mengenai hal ini.
BalasHapusSaran saya bagi para pembaca hendaknya memperhatikan juga efek samping dalam menggunakan sesuatu khususnya untuk kulit yang dibahas dalam artikel diatas.
Amel, izin menambahkan ya tentang racun C.botulinum dan cara mencegah 3 jenis infeksi botulisme.Semoga bermanfaat untuk mengantisipasi apabila ada saudara-saudara sekalian yang terinfeksi racun bakteri ini dan untuk pengetahuan kita semua. Silahkan kunjungi link dibawah ini utuk info lebih lanjutnya
http://www.amazine.co/23965/racun-c-botulinum-cara-mencegah-3-jenis-infeksi-botulisme/
Terimakasih Amel :)
iyap benar sekali hani, meskipun saya menulis artikel tentang botox ini tapi saya juga kurang berkenan dengan suntik botox ini karena bagaimanapun juga pasti ada efek samping setalah melakukan hal ini entah itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang .. jadi lebih baik kita sebagai wanikta memakai bahan alami saja untuk perawatan wajah dan terutama yang paling efektif, efisien dan murah adalah air wudhu hehe
Hapusterimakasih banyak yaa hani sudah menambahkan, semakin banyak wawasan yang kita dapatkan karena bermanfaat sekali informasinya :D
artikelll yang sangat menarik amel. ternyata clostridium botulinnum ini bukan hanya bersifat pathogen tetapi juga menguntungkan yah. ada tambahan mengenai pencegahan agar tidak keracunan penyakit ini bisa dilihat disini yah amel. http://www.terapisehat.com/2009/08/botulisme-keracunan-bakteri-clostridium.html., terimakasi :)
BalasHapusassalamualaikum cantik. artikel nya sangat menarik amel. makasih sudah menyajikan tulisan yang penuh makna ini. kita ketahui bahwa pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran penting dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan makanan menjadi tak layak makan. Beberapa mikroorganisme yang mengontaminasi makanan dapat menimbulkan bahaya bagi yang mengonsumsinya. Kondisi tersebut dinamakan keracunan makanan.
BalasHapusKeracunan makanan tidak disebabkan tertelannya organisme hidup, melainkan akibat masuknya toksin atau substansi beracun yang disekresi ke dalam makanan. Organisme penghasil toksin tersebut mungkin mati setelah pembentukan toksin dalam makanan. Organisme yang menyebabkan keracunan makanan salah satunya adalah Clostridium botulinum. izin menambahkan ya amel cara pencegahan dari adanya bakteri ini seperti pemilihan kemasan untuk produk makanan yang baik untuk mengurangi resiko dari botulisme dan memasak makanan yang dikalengkan secara benar dan menghindari makanan kaleng jika kemasan kaleng sudah menggembung.untuk lebih jelas nya bisa di lihat di http://www.biologiedukasi.com/2014/11/mengenal-lebih-dekat-clostridium.html semoga bermanfaat amel selamat malam :):*:*:*:*
Artikel yang dipaparkan oleh Amel sangat informatif sekali, dimana didalamnya menjelaskan tentang manfaat dari bakteri Clostridium botulinum yang dapat dijadikan sebagai terapi kulit, namun ternyata bakteri Clostridium botulinum juga dapat menimbulkan kerugian, seperti yang telah disampaikan teman-teman dalam komentarnya diatas. Bakteri Clostridium botulinum dapat menyebabkan penyakit botulisme. penyakit ini ternyata bukan saja hanya menyerang orang dewasa, namun bisa juga menyerang bayi, dimana kasusnya pernah ditemukan pada tahun 1976, menginfeksi bayi di bawah usia 12 bulan. Botulisme tipe ini disebabkan karena konsumsi spora C. botulinum yang kemudian menghuni usus dan memproduksi racun dalam saluran usus bayi (intestinal toxemia botulism). untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sumber ini: http://www.food-info.net/id/bact/clbot.htm
BalasHapusTerima kasih :) Seoga bermanfaat :)
artikel yang sangat menarik dan informatif, saya disini hanya ingin menambahkan sedikit, dilaporkan bahwa C. botulinum tidak mampu tumbuh pada pH di bawah 4,5. Lebih jauh dilaporkan bahwa organisme akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan toksin pada pH 5,5-8,0, sesuai dengan penjelasan yang ada pada http://www.biologiedukasi.com/2014/11/mengenal-lebih-dekat-clostridium.html. semoga bermanfaat, terimakasih :)
BalasHapusartikel yang sangat menarik :D,,, tapi disini saya ingin bertanya mengenai suntik botox ini, menurut penulis sendiri bahwa suntuk botox ini harus dilakukan secara terus menerus, apa efek samping jika suntik botox tidak dilakukan secara berkala?
BalasHapusada kah solusi lain jika orang telah melakukan suntik botox dan menimbulkan efek samping???
yups betul sekali ka anggit, meskipun cukup amant etapi bukan berarti suntikan ini tanpa efek samping apalagi jika tidak rutin dilakukan selama berapa tahun sekali. adapun efek samping dari injeksi botox tersebut adalah sebagai berikut:
HapusBerpotensi masuknya suntikan botox ke otak
Mengancanm jiwa
Penumpukan bakteri
Otot menipis
Otot wajah kaku dan sulit berekspresi
Mengganggu otot
Kebutaan sementara
Gangguan bicara
Mulut kering
Kelopak mata menurun dan masih ada lain yang lainnya.
sumber http://rachelia.com/suntik-botox.html
terimakasih ka anggit sudah mengomentari artikel ini :D
terima kasih teteh amel untuk tulisan cantiknya :)
BalasHapuswah jadi kalau mau mengencangkan kulit suntik botox aja yaaa daripada harus memasang tenunan benang di wajah . tapi lebih bersyukur sepertinyaaa :) alhamdulillah.
zakiyah ingin menambahkan bahwa di artikel http://www.fda.gov/food/foodborneillnesscontaminants/causesofillnessbadbugbook/ucm070000.htm disebutkan untuk symptom setelah terinfeksi bakteri ini adalah lelah, penglihatan ganda dan vertigo, untuk bayi biasanya mengalami konstipasi, inkubasi setelah terinfeksi adalah sekitar 18-36 jam :) thank a lot teteh :)
mantap penjelasan dari amel nih :p setelah saya baca artikel lain ko ternyata bakteri ini bisa berbahaya juga menghasilkan Botulinum Toxin yang merupakan neurotoxin lebih jelas klik http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2856357/
BalasHapusArtikel yang sangat menarik amel.._^,,saya igin menambahkan sedikit,,tentang masa inkubasi bakteri clostridium dipntheriae,, yaitu 12 - 36 jam bisa lebih lama atau lebih pendek.
BalasHapusSumber : repository.usu.ac.id/bitstream/.../1/fkm-albiner3.pd.
Terima Kasih..:-)
maaf ya Mel...slh ketik bakterinya..:-D
BalasHapusmksudnya masa inkubasi bakteri Clostridium botilinum,,
telaj juga..:-D